Minggu, 22 Januari 2012

Dosa Paling Banyak di Facebook – Tabarruj (Mesti Baca)


Ketika saya asyik menggunakan facebook, saya terbaca 1 artikel yang sangat PENTING untuk kita sama-sama ambil pelajaran. Walaupun agak panjang, namun saya harap anda dapat meluangkan sedikit waktu untuk membacanya karena memang SANGAT PENTING!
Silahkan dibaca, pahami, AMALkan dan sebarkan kepada kawan-kawan anda yang lain. Terima kasih.
Tabarruj – Dosa Paling Banyak di Facebook!
Apakah kamu (Wanita) tidak takut pada hukum Allah SWT ?? Apakah kamu menilai Allah SWT itu hanya barang permainan bagi kamu ? Dimanakah letaknya keimanan dan kesungguhan kamu dalam beragama ?
Facebook merupakan jejaring sosial yang sangat populer saat ini. Cukup aneh untuk berjumpa dengan seseorang yang tidak mempunyai sekurang-kurangnya sebuah akun facebook. Namun di balik penggunaan facebook ini, tanpa kita sadari berbagai dosa terjadi di kalangan pengguna. Saya ingin menfokuskan pada salah satu point yaitu ‘gambar‘. Sikap suka memperlihatkan gambar dapat dikaitkan dengan tabarruj, yaitu suatu dosa yang dianggap remeh oleh masyarakat kita.
Apakah itu tabarruj?
Suatu persoalan yang perlu dijelaskan lebih lanjut.
TABARRUJ ialah menampakkan atau memamerkan kecantikan rupa paras, baik kecantikan itu di bagian muka atau di anggota-anggota badan yang lain. Al-Bukhari rahmatullah ‘alaihi ada berkata:
“tabarruj, iaitu seorang wanita yang memperlihatkan kecantikan rupa parasnya”.
Untuk menjaga masyarakat dari bahaya pemameran ‘aurat dan disamping menjaga kehormatan wanita , maka Allah melarang setiap wanita yang berakal dan telah baligh dari bertabarruj. Allah s.w.t telah berfirman dalam surah an-Nur ayat 31yang artinya:
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang bisa nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain tudung ke dadanya, dan jangan menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka atau ayah mereka atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, putera-putera lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan lelaki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang ‘aurat wanita. Dan jangalah mereka menghentakkan kaki untuk diketahui orang akan apa yang tersembunyi dari perhiasan mereka.Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”
Dengan ini jelas bahwa apapun corak perhiasan di anggota badan atau di pakaian, adalah dapat membawa fitnah. Dengan inilah Allah melarang bermake-up. Larangan seperti ini hanya sanggup ditaati oleh wanita-wanita yang beriman saja kerana takut kepada kemurkaan Allah dan siksaan dari-NYA. Berikut ini mari kita renungi firman Allah khusussnya yang ditujukan kepada isteri-isteri Rasulullah s.a.w yang artinya:
“Hai isteri-isteri Nabi(a.s), kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kau bertaqwa. Kerana itu janganlah kamu terlalu lunak dalam bicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada perasaan serong di dalam hatinya, tetapi ucaplah perkataan yang baik.” (Al-ahzab: 32)
Dari ayat ini dapatlah dipahami bahwa suara lemah lembut adalah sebagian dari ‘aurat wanita juga.Kembali lagi kita kepada jenis alat-alat make-up. Rasulullah s.a.w bersabda yang artinya:
“Andainya wanita keluar dari rumah serta memakai bau-bauan, maka dia sudah dianggap melakukan perzinaan”
Penggunaan wangi-wangian semprot atau jenis jenis parfum bagi kaum wanita diwaktu keluar dari rumah adalah dilarang, karena dalam syari’at Islam, apabila melarang perzinaan, maka segala sumber-sumber dan ciri-ciri yang membawa kepada perbuatan keji tadi semuanya juga dilarang.
Ummu salamah pernah mengatakan, yang artinya:
Asma’ binti Abu Bakar telah menziarahi Rasulullah s.a.w pada suatu hari dengan pakaian yang nipis. Lantas Rasulullah.s.a.w menasihatinya dengan bersabda yang maksudnya :“ Wahai Asma’, sesungguhnya seseorang gadis yang telah berhaidh (baligh), tidak harus baginya menzahirkan anggota badan, kecuali ini dan ini.” Ketika itu, Rasulullah s.a.w mengisyaratkan kepada muka dan kedua tapak tangan.
Sekarang kita khususkan konsep tabarruj ke dalam penggunaan facebook. Lihatlah sebentar ke laman facebook dan lihatlah betapa banyak muslimah tanpa segan meletakkan gambar-gambar yang memperlihatkan kecantikan masing-masing dengan berbagai gaya. Macam-macam gaya ditunjukkan, ada yang menunjukkan peace, ada yang membeliakkan mata, memoncongkan mulut dan sebagainya. Apabila ditanya apakah motif memperlihatkan gambar sedemikian rupa? Rata-rata akan menjawab sekadar berbagi kegembiraan, pengalaman dan sebagainya. Namun tidakkah dapat kita berfikir sejenak, memperlihatkan gambar tersebut dapat mendatangkan berbagai respon dan persepsi umum. Terutama kepada kaum berlawanan, gambar tersebut dapat mendatangkan kegairahan. Seandainya kaum hawa mengetahui apa yang kaum adam katakan kepada sesama sendiri mengenai gambar tersebut, niscaya mereka tidak akan meletak gambar sedemikian rupa lagi!
Islam merupakan agama yang menghendaki kita bersederhana. Janganlah berlebih-lebihan meletakan gambar, seolah-olah saling bersaing siapakah memiliki paling banyak gambar. Jika sangat berkeinginan untuk menunjukkan wajah diri sebagai pengenalan diri, cukuplah sekadar meletakan satu gambar dengan syarat gambar tersebut tanpa gaya-gaya tertentu yang mampu menarik perhatian orang luar. Mudah-mudahan kita mampu melawan penyakit ini. Nah… mulailah berubah. Anda mampu untuk mengatasi penyakit ini!
Akhir-akhir ini, saya seringkali mendapat pertanyaan yang sama mengenai isu-isu aurat. Bagaimana hendak menjawab alasan mereka yang tak mau menutup aurat? Bagaimana hendak menarik mereka memakai penutup aurat? Bagaimana hendak memberi kefahaman kepada mereka tentang aurat? Dan lain-lain lagi. Di sini saya berusaha mengumpul alasan-alasan dan hujah-hujah untuk si pelaku pemamer aurat. Terima kasih kepada sumber terkait. Dan artikel ini bukan saja tertumpu pada isu bertudung (penutup aurat), tetapi juga untuk muslimah yang bertudung (penutup aurat) pendek, memakai pakaian kentat serta kaum muslimin sendiri yang mendedah (memamerkan) aurat. Insya Allah bermanfaat bagi mereka yang mencari-cari jawaban mengenai isu ini.
1. Walaupun buka/pamer aurat, diri masih menjaga martabat dan tidak melakukan perkara tak senonoh?
”Janganlah nilai orang dari luarannya. Don’t judge a book by its cover!”
“Walaupun tidak pakai tudung(penutup aurat), saya tetap menjaga solat dan menjaga tingkah laku”
Jawapan:
Apakah anda menjamin diri anda mempunyai hati yang suci, iman yang tinggi dan kononnya ia sudah cukup menjamin martabat diri tanpa perlu menutup aurat? Apakah anda berani menjamin bahawa semua lelaki ajnabi yang melihat aurat anda mempunyai hati sesuci dan iman setinggi anda juga? Dapatkah mereka tidak memberi kesan dan tidak membangkitkan nafsu syahwat mereka yang berada di hadapan anda? Jadi, perlu diberi pemahaman bahwa kewajiban wanita menutup aurat bukanlah semata-mata untuk menjaga maslahat dan martabat pihak wanita itu sendiri, tetapi maslahah yang lebih besar ialah menjaga masyarakat yang berada di sekelilingnya agar tidak terfitnah disebabkan budaya memperlihatkan aurat. Betapa banyak kasus-kasus pencabulan dan pemerkosaan terjadi karena wanita sendiri yang mempamerkan tubuhnya di hadapan khalayak lelaki. Maka tutuplah aurat bukan sekadar untuk anda, tetapi juga demi kemaslahatan orang lain di sekeliling anda.
2. Perempuan yang bertudung lebih parah daripada tak bertudung?
“Ala… perempuan pakai tudung pun berperangai buruk!”
“Ada juga rekan saya yang betul-betul menutup aurat tetapi perangai dan kelakuan mereka lebih parah dari perempuan yang tidak memakai tudung!”
“Ada seorang kakak tu pakai tudung, tapi perangai buruk, mengumpat sana mengumpat sini”
“Kata siapa yang tidak menutup aurat itu buruk?”

Jawapan:
Ungkapan anda ini seolah-olah sedang meremehkan insan yang sedang berusaha mentaati perintah Allah (dalam bab tutup Aurat). Apakah anda yakin bahwa anda sudah lebih baik dibanding insan yang menutup aurat tersebut ? Apabila anda berani melafazkan ungkapan seperti itu, sedangkan anda sendiri membiarkan aurat anda terbuka? Salah sama sekali dalam agama, jika kita membandingkan diri kita dengan mereka yang lebih buruk agama dan akhlak. Ini adalah cara Syaitan untuk menghentikan seseorang dari melakukan usaha pemulihan diri kepada yang lebih baik. Nabi bersabda: Dua perkara yang siapa dapat melakukannya akan ditulis dirinya sebagai hamba yang bersyukur dan sabar, siapa yang gagal didalamnya, tidak akan ditulis sebagai orang bersyukur dan sabar. Yaitu siapa yang melihat tentang agamanya kepada mereka yang jauh lebih baik darinya, lalu ia berusaha mengikutinya, dan dalam hal keduniaan mereka melihat kepada orang-orang yang kurang darinya sehingga ia memuji Allah atas nikmat yang diperolehinya. (HR At-Tirmidzi)
3. Tidak mau munafik bila bertudung?
“Bertudung itu perlukan keikhlasan…”
“Saya mau berubah karena saya sendiri yang ingin berubah. Saya mau melakukannya dengan ikhlas, bukan karena disuruh.”
“Buat apa pakai tudung kalau hati tak betul”
Jawapan:
Allah swt dan RasulNya telah mengarahkan seluruh wanita muslimah WAJIB untuk menutup aurat tidak peduli apakah seseorang itu ikhlas atau tidak, suka atau tidak, disuruh oleh orang lain atau terbit dari hatinya sendiri. Sama seperti mendirikan solat, membayar zakat, puasa Ramadhan dan semua arahan serta larangan Islam yang lain, bila ada seseorang itu ikhlas atau tidak, terpaksa atau tidak. Seandainya ikhlas dijadikan alasan , banyak diluar sana tidak perlu solat 5 waktu karena sukar mencapai tahap keikhlasan yang ingin dicapai.
Perlu diingatkan, jika seseorang menutup aurat secara ikhlas atau setengah ikhlas, maka dia akan beroleh ganjaran sekadar keikhlasannya. Namun tanggung jawab yang diwajibkan oleh agama sudah terlaksana secara lahirnya. Atau tatkala itu dia hanya BERDOSA SEKALI yaitu karena tidak melaksanakannya secara ikhlas, tetapi dia terhindar dari dosa tidak mengerjakan yang wajib baginya secara lahir. Namun jika dia bengal dan tidak menutup aurat, atas alasan TIDAK IKHLAS, TIDAK MAHU HIPOKRIT dan sebagainya, tindakannya itu menjadikannya BERDOSA di sisi Allah secara fizikal dan juga spiritual, atau dalam kata lainnya, dia berdosa DUA KALI. Dosa di level pertama dan kedua sekaligus, malah lebih bahaya karena dosa level pertama itu sangat mudah berkecambah apabila ia berjangkit kepada orang lain, seperti apabila ada mata lelaki bukan mahram yang melihat, ketika itu dosa bukan hanya dua kali tetapi sebanyak mata lelaki yang melihat. Adapun bagi mereka yang tidak ikhlas tadi, dia sudah terselamatkan dari tambahan dosa dari mata lelaki.
4. Menunggu perintah untuk bertudung (menutup aurat) ?
“Biarlah ia datang dari diri saya sendiri, bukan dipaksa siapapun. Bila tiba waktunya, Insyaallah saya bertudung (menutup aurat)”
“Saya tahu hari itu akan tiba tetapi bukan sekarang”
“Insya Allah, apabila sudah menikah barulah saya bersedia”
Jawapan:
Jika bukan sekarang, maka apabila sudah terlantar di rumah sakit baru ingin berubah? Sadarilah wahai diri, bahwa kematian akan datang secara tiba-tiba dan tidak ada jaminan umur masih panjang beberapa minggu lagi.
Na’uzubillahiminzalik…. Ya Allah… Engkaulah yang Maha mengetahui segalanya.. Sesungguhnya, Engkau tunjukkan kepada mereka jalan yang Engkau Redhai.. Hamba sudah menyampaikan sekadar yang termampu… Benarlah kataMu Ya Allah.. Wanita itu 10 kali banyaknya dari jumlah lelaki di NERAKA JAHANNAM nanti.. Disana.. Tidak ada siapapun yang dapat membantu………… Allah Hu Rabbi….
Contoh pakaian muslimah sejati...

Alangkah ayu nya pakai begini...
Sumber :  
Kiyai Ummustaffar 
 http://pakarhowto.com/info-berguna/dosa-paling-banyak-di-facebook-tabarruj-mesti-baca.html

Tidak ada komentar: